Rabu, 10 Desember 2014

PROGRAM PENGEMBANGAN SMK VOKASI MEKATRONIKA




Pengembangan Vokasi SMK  Menciptakan Lulusan berKompetensi

Pendahuluan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sarana pendidikan yang menciptakan lulusan yang mempunyai keahlian di bidang kejuruan yang sesuai dengan SMK tersebut. Lulusan yang di siapkan untuk dapat memiliki keahlian sesuai kejuruan (Vokasi) yang di pelajari dan dapat bekerja sebelum melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti Universitas, Politeknik, Akademi atau dengan mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja ( BLK – BLKI ).
Setiap tahun lulusan sekolah menengah kejuruan ( SMK ) terus bertambah dan tidak sebanding dengan lowongan pekerjaan yang ada. Terutama tidak  sebanding dengan pertumbuhan industri, yang banyak membutuhkan tenaga kerja dari lulusan SMK.  Setiap SMK yang berdiri di suatu daerah menciptakan lulusan yang tidak sesuai dengan pertumbuhan dunia usaha dan potensi yang ada di daerah tersebut. Selama ini smk menciptakan kebanyakan lulusan kejuruan Automotive ( baik mata kejuruan Automotive sepeda motor atau mobil ) yang menciptakan tenaga yang dapat mandiri setelah lulus dari SMK, contoh dengan mendirikan bengkel sepeda motor ,  mobil atau dapat langsung  bekerja di bengkel dan industri automotive. Didalam perkembangannya bahwa semakin banyak lulusan kejuruan otomotive maka semakin banyak juga bengkel yang berdiri, dan menciptakan  persaingan usaha bengkel semakin ketat.  Dan selebihnya bekerja di industri automotive.

Perkembangan technology industri yang semakin pesat tidak di barengi dengan perkembangan vokasi dan peralatan yang sesuai di SMK. Seakan – akan SMK hanya mempunyai kejuruan automotive dan meluluskan tenaga automotive saja. Padahal masih ada kejuruan di luar tersebut yang sangat di butuhkan oleh dunia industri. Saat ini kejuruan mekatronika di butuhkan oleh dunia industri. Mekatronika adalah gabungan disiplin ilmu Mekanika, elektro dan informatika untuk merancang, mendisain, memproduksi, mengoperasikan dan memelihara system atau mengoptimasikan serta memprogram suatu produk yang di inginkan.

Untuk menyikapi dan mengatasi kekurangan tenaga lulusan SMK yang mempunyai kompetensi, maka di butuhkan peralatan pelatihan yang mempunyai technology yang sinergi dengan dunia industri. Untuk menyikapi kekurangan lulusan yang sesuai dengan kebutuhannya, dunia industri melakukan kerjasama dengan beberapa SMK yang ada untuk menciptakan lulusan yang siap kerja di tempat usahanya. Contoh yang telah ada dan terlaksana hingga saat ini adalah Produk sepeda motor Honda. Perusahaan sepeda motor Honda telah melakukan kerja sama dengan beberapa SMK di Indonesia untuk menciptakan tenaga kerja terampil yang dapat bekerja di perusahaannya,  dengan memberikan bantuan peralatan pelatihan dan kurikulum yang sesuai dengan bidang yang akan di laksanakan di perusahan / pabrik tersebut.

Permasalahan yang yang terjadi selama ini adalah bahwa Lulusan SMK tidak dapat memenuhi Standart Kompetensi / keahlian yang di butuhkan oleh dunia lapangan kerja.





Kesenjangan Perkembangan Teknonologi dengan Lulusan SMK

                Dalam rangka meningkatkan produktivitas, Industri semakin berkembang berikut teknologi yang ada di dalamnya. Perkembangan teknologi baru tersebut tentunya menuntut skills kompetensi yang semakin tinggi dari tenaga kerja yang ada. Akan tetapi Lulusan Sekolah Menengah yang seharusnya memenuhi kebutuhan industri, umumnya kurang memiliki keterampilan yang komprehensif sebagai tenaga kerja “Job ready” sehingga mengakibatkan terjadinya kesenjangan antara perkembangan teknologi industri dan kompetensi lulusan pendidikan menengah sebagai pencari kerja. Dengan kata lain tidak terjadi link and match antara lulusan Pendidikan sebagai pencari kerja dengan kebutuhan Industri. Penyebab diantaranya adalah materi dan alat praktek siswa tidak sejalan lagi dengan perkembangan teknologi ada di dunia industri yang berdampak kompetensi yang dihasilkan kurang relevan dengan kebutuhan Industri.


Dalam proposal ini program pengembangan alat merupakan salah satu sisi yang perlu dicermati untuk dikembangkan kualitasnya. SMK memerlukan peralatan yang didesain dengan melalui proses Research & Development yang mengakomodasi perkembangan teknologi Industri terbaru berikut dengan kompetensi operasional teknologi tersebut, dan mampu mensimulasikan berbagai permasalahan yang muncul diindustri untuk melatih kemampuan trouble shooting peserta pelatihan.Melalui
program revitalisasi peralatan pelatihan kejuruan di SMK, maka para pencari kerja akan mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan daya saingnya dengan menguasai kompetensi yang diperlukan oleh Industri.  

 “Lost Generation ” dalam Middle position worker sebagai dampak Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi yang  melanda Indonesia pada tahun 1998 menyebabkan banyak industri terpaksa memPHK Karyawannya dengan tujuan efisiensi. Di sisi lain pencari kerja baru muncul sehingga jumlah pengangguran meningkat secara tajam. Sekalipun ada kesempatan bekerja, lowongan yang tersedia adalah pekerjaan non formal yang umumnya tenaga sales. Hal ini menyebabkan generasi pekerja saat itu tidak mengalami proses pengalaman kerja yang memberikan peningkatan kompetensi menjadi tenaga kerja middle possition seperti supervisor atau manager.







Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dunia Industri sudah mulai berkembang kembali, terloihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan angka rata-rata 7 persen per tahun. Selain itu Pertumbuhan Industri ditandai dengan munculnya fenomena diantaranya Semakin kurangnya fasilitas warehouse, infrastruktur pendukung Industri, misalnya Jalan raya yang semakin macet dipenuhi kendaraan Industri, dan semakin terbatasnya Pelabuhan-pelabuhan sebagai fasilitas penting transportasi produk industri.
Perkembangan Industri yang semakin pesat menuntut sumberdaya manusia yang cukup. Maka dampak krisis ekonomi seperti yang dijelaskan di atas, saat ini menjadi masalah bagi industri dalam hal ketersediaan pekerja dengan level middle position seperti yang dijelaskan grafik berikut.
   Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi tersebut membawa dampak positif pada bangkitnya dunia bisnis di Indonesia. Yang membutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengisi tingkat junior, tingkat middle dan tingkat senior dalam perusahaan tersebut. Dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan baru. Ironisnya, lowongan pekerjaan yang butuhkan tenaga kerja yang memiliki keahlian, ketrampilan, dan keprofesionalan . Lowongan tersebut tidak dapat terisi karena adanya tuntutan yang kurang dimiliki oleh tenaga kerja lulusan lembaga pendidikan Indonesia. Lembaga pendidikan hanya mampu meluluskan tenaga kerja yang tidak siap pakai.